House Of Risk ( HOR )


Salah satu analisis yang sering digunakan dalam manajemen rantai pasokan adalah analisis HOR (House Of Risk). Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan (resiko) dalam rantai pasokan sehingga diperoleh sistem yang robust. Analisis HOR menggunakan pendekatan penghitungan Risk Priority Index sebagai metode pemilihan resiko utama kemudian memasukkannya pada House Of Quality. Data yang diperlukan untuk mendapatkan hasil analisis HOR adalah
  1. Data Kejadian Risiko ( Risk Event ) : data ini diperoleh dengan membuat daftar identifikasi resiko yang dapat terjadi di perusahaan berdasarkan model standar SCOR (plan, source, make, deliver, dan return). Identifikasi ini membutuhkan banyak pengalaman ataupun bisa diperoleh melalui studi literatur kemudian dipartisi kedalam lima model SCOR.
  2. Data Penyebab Risiko : data ini bisa didapatkan dengan melakukan wawancara kepada tiap bagian perusahaan. Satu penyebab resiko bisa saja menyebabkan timbulnya beberapa resiko, sehingga bisa jadi data penyebab resiko lebih banyak dari pada data kejadian resiko.
  3. Severity : merupakan besarnya gangguan yang ditimbulkan oleh kejadian risiko terhadap proses bisnis perusahaan. Data ini dapat diperoleh melalui penyebaran kuisioner pada tiap bagian perusahaan yang berwenang. Kuisioner ini berisi nilai skoring dampak resiko bagi perusahaan.
  4. Occurance : data ini merupakan tingkat peluang munculnya suatu penyebab risiko sehingga berakibat pada timbulnya satu atau beberapa dampak resiko. Data dapat diperoleh dengan menghitung peluang kejadian pada record perusahaan atau menurut pengalaman pada bagian yang berwenang.
  5. Data Korelasi : data hubungan antara suatu kejadian resiko dengan penyebab resiko. Data ini diidentifikasi dengan penyesuaian kondisi dan aktivitas supply chain perusahaan dan dapat diperoleh melalui penghitungan nilai korelasi statistik. data korelasi bisa juga menggunakan pertimbangan dari pihak yang berwenang dengan membuat standar {0, 1, 3, 9} yang artinya 0 = tidak ada korelasi, 1 = korelasi rendah, 3 = korelasi sedang, 9 = korelasi tinggi.
Setelah semua data terkumpul maka dapat dilakukan penghitungan Agregate Risk Potential (ARP) yaitu nilai yang menggambarkan besarnya akibat yang ditimbulkan oleh resiko. Hasil penghitungan ARP dapat digunakan untuk pemilihan penanganan resiko yang harus diutamakan. Setelah itu dapat juga dihitung beberapa nilai sebagai pertimbangan perusahaan seperti:
  1. Nilai keefektifan tindakan atau biasa disebut Total Effectiveness (TEk) untuk mengetahui keefektifan tindakan pencegahan yang direkomendeasikan
  2. Tingkat kesulitan dalam melakukan upaya pencegahan untuk diterapkan di perusahaan (Dk)
  3. Nilai rasio antara TEk dengan Dk sehingga diperoleh nilai yang menggambarkan besarnya kemungkinan tindakan dapat terealisasi, atau jika diranking maka akan diperoleh nilai rekomendasi yang dapat diprioritaskan.
Setelah penghitungan dilakukan dapat diringkas menjadi sebuah hasil analisis menggunakan House Of Quality bagian dari analisis Quality Function Deployment.

kebanyakan dari tulisan ini bersumber dari :
- Firdausa, R., Setyanto, N.W., dan Yuniarti, R. Analisis Risiko Project Alat Antrian c2000 Menggunakan House of Risk (Studi Kasus di PT. Cendana Teknika Utama). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri Vol. 3 no. 2 Teknik Industri Universitas Brawijaya
- Hidaya, S dan Baihaqi, I. Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok pada PT. Crayfish Softshell Indonesia. ITS.
- Pujawan, I.N. dan Geraldin, L.H. 2009. House of risk: a model for proactive supply chain risk management. Business Process Management Journal Vol. 15 No. 6. Emerald Group Publishing Limited.

Supply Chain Management ( SCM )


Bahasa yang umum digunakan untuk pembahasan judul tulisan ini adalah Supply Chain Management (SCM), dalam bahasa indonesia berarti Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Oleh karena singkatan MRP sudah digunakan dalam salah satu bahasan operasi maka pada tulisan ini digunakan singkatan SCM untuk pembahasan. 
Akan tetapi, secara tidak menguntungkan, tidak ada definisi umum dari Supply Chain Management (SCM). Pada awal nya istilah rantai pasokan pertama kali digunakan oleh Oliver and Weber (1982) dan diulang kembali oleh Houlihan (1984,1985, 1988) pada sebuah artikel untuk memberikan gambaran manajemen aliran bahan baku dalam lingkup organisasi. Kemudian definisi SCM terus berkembang secara signifikan pada perusahaan yang terkait dengan bidang rantai pasokan. Namun beberapa peneliti manajemen, memberikan definisi yang dapat melingkupi maksud dari SCM sebagai berikut.
  1. SCM adalah sebuah aktivitas manajemen untuk mendapatkan material dan jasa kemudian mentransformasikan ke bentuk menengah dan produk akhir dan mengirimkannya melalui sistem distribusi
  2. SCM adalah bentuk manajemen internal sebuah rantai pasokan. Ketika beberapa perusahaan membuat sebuah syarat manajemen rantai pasokan, mereka bisa saja menghubungkan aliran material dengan informasi dari supplier tingkat menengah, baik hubungan dalam operasi internal maupun diluar distribusi kepada pelanggan.
  3. SCM adalah suatu bentuk hubungan panjang antara partner atau relasi dengan supplier. Bisa dikatakan bahwa Partner adalah sumber daya yang terkait erat dengan pembayaran dan pasokan dengan cara bekerja secara bersama – sama untuk mendapatkan bisnis yang menguntungkan kedua pihak.
  4. SCM adalah perilaku memanajemen seluruh jaringan yang berhubungan dengan pasokan dari sumber daya paling awal sampai pada kebutuhan pelanggan.
Tujuan SCM adalah untuk membangun pasokan dari suppliers yang berfokus pada pengoptimalan nilai untuk pelanggan akhir. Pembahasan SCM sangat penting dalam dunia industri, karena kompetisi sebenarnya bukan antar perusahaan industri / jasa namun pada rantai pasokan nya.
Ada banyak proses identifikasi yang harus dilakukan untuk membuat proses SCM berjalan robust. Salah satu cara identifikasi proses SCM yang sering digunakan adalah dengan menggunakan model SCOR. Model SCOR sudah dianggap sudah mencangkup keseluruhan proses industri. Model ini terdiri dari proses plan, source, make, deliver, dan return pada sebuah perusahaan.

kebanyakan dari tulisan ini bersumber dari :
- http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/supply-chain-management.jpg
- Heizer, J. and Render, B. 2011. Operations Management Tenth Edition. Pearson Education.
- Slack, N., et all. 2005. The Blackwell Encyclopedia Of Management Second Edition. Blackwell Publishing.

 

Statistiser, all about statistics Of Galih_sp © 2011