Peta Kontrol EWMA


Peta kontrol EWMA memberikan pertimbangan lebih terkait waktu kontrol operasi. Pada peta kontrol EWMA, proses kontrol awal memiliki nilai batas (UCL & LCL) lebih kecil daripada proses akhir dan  selanjutnya akan bernilai konstan. Peta kontrol EWMA dapat digunakan pada data individual, sedangkan untuk data dengan subgrup dapat diwakili dengan nilai rata – rata subgrup.
Peta kontrol EWMA digunakan untuk mengetahui pergeseran kecil dari mean proses. Hal ini dikarenakan, nilai yang diplotkan pada peta kontrol EWMA merupakan nilai rata – rata yang sudah terboboti dengan pembobot yang telah ditentukan peneliti. Nilai rata – rata yang diplotkan biasa disebut weighted moving average.
Contoh :
Tery Company adalah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi. Perusahaan ini ingin membuat evaluasi proses menggunakan peta kontrol ewma. Diketahui nilai bobot lamda, L, dan standart deviasi berturut – turut adalah 0.1, 2.5 dan 0.95. pada proses awal Z0 ditentukan nilai rata – rata proses sebesar 10.
 
Peta control EWMA mempertimbangkan data sebelumnya (Zt-1) untuk membuat data control selanjutnya (Zt), sehingga data Zt bergantung pada nilai Zt-1. Artinya, ketika proses berjalan optimal pada range Zt (9.40 – 10.60) dengan Xi (7.99 – 12.16) kemudian terjadi out of control pada X9 (16.34) maka nilai X10 (10) akan menghasilkan nilai Zt yang besar dan bisa jadi dianggap sebagai nilai out of control pada diagram ewma.
Nilai keragaman data, sangat berpengaruh pada besar kecilnya batas control. Jika keragaman data yang didapat besar maka batas control akan semakin lebar. Hal ini juga terjadi pada nilai L yang merupakan bilangan pengali pada pembuatan batas kontrol ewma.

Peta Kendali Kualitas


Perbaikan kualitas produk dapat dievaluasi dengan melihat pergeseran kualitas. Sedangkan pergeseran kualitas dapat diketahui dengan melakukan evaluasi menggunakan peta kontrol. Dengan menggunakan peta kontrol maka dapat diketahui kapan kualitas produk berjalan optimal atau mengalami penurunan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Peta kontrol kualitas pertama kali dikenalkan oleh Pak Walter Andrew Shewhart.
Walter Andrew Shewhart
Berbagai jenis peta kontrol sudah dikembangkan untuk mendapatkan hasil analisis yang baik. Perubahan jenis dan distribusi data, menuntut adanya penanganan variasi dan mean yang lebih baik. Kesalahan dalam pemilihan peta kontrol akan mengakibatkan pemberian kesimpulan yang kurang tepat. Oleh karena itu, beberapa diantara peta kontrol yang ada, akan dijelaskan pada tulisan ini.

Peta dengan data subgroup
Subgroup merupakan sebuah kelompok unit, yang diperoleh dari pengambilan unit produksi dengan pengaturan seragam. Subgroup digunakan sebagai representasi proses yang sebenarnya. Biasanya pengambilan data sebagai subgroup dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Hal ini, dimaksudkan untuk mengurangi noise proses yang akan mengganggu dalam pengambilan kesimpulan.
Peta kendali yang dapat digunakan untuk data subgrup adalah
  1. Peta kontrol X bar menunjukkan control proses yang diwakili nilai rata – rata dalam sub grup. 
  2. Peta kontrol R menunjukkan control variasi data dalam sub grup, dalam metode ini digunakan nilai range untuk mewakili variasi
  3. Peta kontrol S menunjukkan variasi data yang diwakili nilai standart deviasi.
Peta R digunakan untuk sampel kecil n<10 atau n< 30 sedangkan untuk ukuran sampel besar digunakan peta S.

Peta dengan data Individual
Setiap proses belum tentu dapat dibuat sebuah subgrup sebagai proses evaluasi. Hal ini, dapat dikarenakan pengambilan data yang terkadang membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, beberapa peta kendali individu dibuat untuk menangani permasalahan ini.
  1. Peta kontrol Moving Range (MR) adalah peta kontrol yang menggambarkan variasi proses, digambarkan dengan perbedaan nilai data X dengan Xt-1 .
  2. Peta kontrol Z digunakan untuk mengevaluasi proses kontrol yang terjadi pada proses produksi yang memiliki variasi produk dalam satu line produksi.
  3. Peta kontrol I digunakan untuk mengevaluasi proses yang dalam evaluasinya tidak memungkinkan untuk membuat subgrup dan hanya memiliki satu jenis produk dalam satu line produksi.
Peta Attribute Binomial
Dalam proses produksi seringkali terjadi kecacatan produk yang berakibat produk ditolak. Data kecacatan produk biasanya memiliki distribusi binomial, dikarenakan data dalam proses digambarkan dengan kualitas cacat atau tidak cacat. Beberapa peta kontrol untuk analisis proses tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Peta kontrol p jika ingin diketahui kontrol proporsi keberhasilan sebuah proses
  2. Peta kontrol np jika ingin diketahui kontrol kumulatif cacat sebuah proses
Peta Attribute Poisson
Sedangkan data dengan nilai ketidakberhasilan proses tanpa bisa diketahui nilai keberhasilannya digolongkan sebagai data berdistribusi poisson. Data seperti ini misalnya data kejadian kecelakan dan data kejadian mati lampu pada hari senin. Kedua data tersebut dapat diketahui jumlah ketidakberhasilan prosesnya semisal lampu mati 3 kali, namun tidak akan bisa diketahui jumlah keberhasilan prosesnya. Evaluasi proses data berdistribusi poisson dapat dilakukan dengan beberapa peta kontrol sebagai berikut.
  1. Peta kontrol C digunakan jika terdapat data kegagalan proses, tanpa bisa diketahui jumlah ketidakgagalan
  2. Peta kontrol U digunakan jika terdapat data kegagalan proses dengan waktu yang berbeda sehingga probabilitas kegagalan berbeda pada tiap waktunya
Masih banyak lagi peta proses yang dapat digunakan untuk membuat evaluasi kualitas produk. Hal ini akan terus berkembang seiring dengan kemampuan perusahaan memperbaiki kualitas prosesnya. Tulisan berikutnya akan membahas mengenai peta kontrol EWMA.
 

Statistiser, all about statistics Of Galih_sp © 2011